Pendidikan Islam bag.2

GARIS BESAR PENDIDIKAN PADA MASA SALAF

Salah seorang murid Syaikh Muhammad Nâshiruddin al-Albâni, yaitu Syaikh Muhammad 'Id Abbâsi, menyimpulkan garis-garis besar yang terpenting mengenai pendidikan pada masa Salaf. Beliau menyebutkan dalam makalahnya yang berjudul at-Ta'lîm fi 'Ahdi as-Salaf, sebagai berikut.

1. Menjadikan Al-Qur`ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai landasan dan sumber ilmu. Keduanya merupakan sumber terpercaya dan maksum dari segala kesalahan dan kekurangan.

2. Memahami Al-Qur`ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi was allam sesuai dengan pemahaman Salafush-Shâlih, yaitu seperti para sahabat, Tâbi'în dan Tâbi'it Tâbi'în. Mereka telah dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur`an, dan juga direkomendasikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk diikuti.

3. Mengikhlaskan ilmu hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menjadikannya sebagai puncak usaha dan tujuan kita.

4. Memulai dengan menanamkan secara kokoh keimanan kepada jiwa murid sebelum belajar hukum syariat. Ini dilakukan dengan mengenalkan tentang Rabb, nama, sifat dan perbuatan-Nya, sehingga tertanam dalam jiwa murid pengagungan, penghormatan, pengharapan dan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta kecintaan kepada-Nya. Dia juga akan selalu ingat kepada kematian, kengerian hari Kiamat, surga dan neraka serta hari Perhitungan amal. Memulai pendidikan dengan sisi ini akan mempersiapkan seseorang supaya dapat melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta senantiasa istiqamah. Demikian yang disampaikan Al-Qur`ân dalam masalah pendidikan generasi pertama dan kedua. Dijelaskan oleh Ummul-Mukminîn 'Aisyah Radhiyallahu 'anha :

إِنَّمَا نَزَلَ أَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنْهُ سُورَةٌ مِنْ الْمُفَصَّلِ فِيهَا ذِكْرُ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ حَتَّى إِذَا ثَابَ النَّاسُ إِلَى الْإِسْلَامِ نَزَلَ الْحَلَالُ وَالْحَرَامُ وَلَوْ نَزَلَ أَوَّلَ شَيْءٍ لَا تَشْرَبُوا الْخَمْرَ لَقَالُوا لَا نَدَعُ الْخَمْرَ أَبَدًا وَلَوْ نَزَلَ لَا تَزْنُوا لَقَالُوا لَا نَدَعُ الزِّنَا أَبَدًا لَقَدْ نَزَلَ بِمَكَّةَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنِّي لَجَارِيَةٌ أَلْعَبُ بَلْ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ وَمَا نَزَلَتْ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَالنِّسَاءِ إِلَّا وَأَنَا عِنْدَهُ رواه البخاري

"Sesungguhnya yang pertama kali turun darinya ialah satu surat dari al-Mufashshal (surat-surat pendek) yang berisi penjelasan tentang surga dan neraka; sehingga apabila manusia telah mantap dalam Islam, maka turunlah (ayat-ayat tentang) halal dan haram. Seandainya yang pertama kali turun (kepada mereka) adalah "jangan minum khamr (minuman keras)," tentu mereka akan menjawab "kami tidak akan meninggalkan khamr selama-lamanya". Seandainya yang pertama turun adalah "jangan berzina," tentu mereka akan menjawab "kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya".

Sesungguhnya telah turun firman Allah "sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit" -Qs al-Qamar 54 ayat 46- di Mekkah kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pada waktu itu aku masih anak kecil yang bermain-main. Dan belum turun surat al-Baqarah dan an-Nisâ` kecuali aku sudah berada di sisinya". [HR al-Bukhâri, no. 4993].

5. Mengagungkan dan menghormati ilmu dan menjadikannya sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Konsekuensi dari itu, ialah memuliakan dan menghormati serta berbuat santun kepada para ulama dan para guru.. Demikian juga seorang murid harus merendahkan suara di hadapan mereka, tidak berbuat lancang kepada mereka, hendaklah berlemah-lembut dalam berbicara dengan mereka. Mereka ialah pewaris para nabi sebagaimana telah disabdakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lantaran itu, maka mereka para pendidik itu pun akan senang hati menyampaikan ilmu yang dimilikinya dan memberikan faidah (ilmu) yang mereka miliki.

6. Berpegang dengan metode ilmiah dengan berlandaskan dalil, hujjah, bukti kongkrit, menjauhi taklid, meninggalkan perkiraan dan prasangka keliru. Dalam pengajaran Islam, metode ini memiliki peran sangat penting. Sebab, Islam mengajak manusia untuk berfikir dan mencari dalil. Bimbingan Al-Qur`ân ini telah diamalkan oleh para Salaf terdahulu.

7. Menjadikan tujuan terbesar pendidikan dan pengajaran terfokus pada pembentukan pribadi muslim yang tunduk dan menerima perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kepribadian yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam uluhiyah-Nya dan menempuh beribadah sesuai jalan-Nya, sehingga mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar, berpegang teguh dengan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, melaksanakan kewajiban khilafah di bumi, memperhatikan agama dan dunia, serta beramal untuk dunia dan akhirat.

8. Dalam proses pengajaran, menghubungkan hakikat ilmiah dengan hakikat keimanan, menanamkan aqidah yang benar dan mengokohkannya di dalam jiwa para murid. Inilah metode Al-Qur`ân dalam pembentukan aqidah, dimana dipaparkan ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala di alam semesta, jiwa dan ufuk bumi, dan mengajak manusia untuk merenungkan, memikirkan, sehingga sampailah keimanannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, iman kepada kodrat (kekuasaan) dan sifat-sifat-Nya. Metode ini berbeda dengan pendidikan sekuler yang hanya menyampaikan hakikat ilmiah, dan memisahkan ilmu dari agama; sehingga pendidikan hanya bersifat lahiriyah dan sekedar slogan tanpa berpengaruh kepada akhlak, tidak membentuk manusia yang shalih. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam menceritakan ilmu orang-orang kafir:

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai". [ar-Ruum/30:7].

9. Seorang pendidik harus menjadi teladan yang baik bagi para muridnya. Kaidah ini merupakan landasan yang sangat penting dalam pendidikan. Dengan cara qudwah inilah Islam memerintahkan dan memperingatkan secara keras perbuatan seseorang yang menyelisihi perkataannya, dan khususnya bagi seorang ulama. Dalam hal ini, Islam memberikan permisalan dengan permisalan yang paling buruk, dengan keledai dan anjing. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya; adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunju kepada kaum yang zhalim". [al-Jumu'ah/62:5]

Dan firman Allah Azza wa Jalla.

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan memperturutkan hawa nafsunya yang rendah; maka perumpamaannya seperti anjing; jika kamu menghalaunya, diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya, dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir" [al-A'râf/7:175-176].

10. Lemah-lembut terhadap murid, menyambut dan memotivasinya. Banyak dalil yang memerintahkan untuk berbuat demikian. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memperhitungkannya sebagai faktor yang dapat mengantarkan kepada kesuksesan dan keberuntungan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". [an-Nahl/16:125].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانهَ،ُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ رواه أحمد (23786) ومسلم (2594) وأبو داود (2487).

"Sesungguhnya kelembutan tidak menyertai sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidak hilang dari sesuatu kecuali akan merusaknya". [HR Ahmad no. 23786, Muslim no. 2594 dan Abu Dawud no. 2487].

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الْأَمْرِ كُلِّهِ رواه البخاري (6024) ومسلم (2165) وغيرهما

"Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan (rifqu) dalam seluruh perkara". [Muttafaqun 'alaihi]

سَيَأْتِيْكُمْ أَقْوَامٌ يَطْلُبُوْنَ الْعِلْمَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمْ فَقُوْلُوْا لَهُمْ: مَرْحَباً مَرْحَباً بِوَصِيَّةِ رَسُوْلِ اللهِ " رواه ابن ماجة (247)

"Akan datang kepada kalian kaum yang menuntut ilmu; bila kalian mendapatinya, maka katakanlah kepada mereka 'selamat datang, selamat datang orang yang menjadi wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam". [HR Ibnu Majah no. 247].

Oleh karena itu, dahulu, para ulama dan para pendidik berbicara kepada para penuntut ilmu dengan perkataan yang bagus, tawadhu`, mencintai mereka dan bermuamalah secara baik dengan mereka. Demikian juga dengan para pelajar, mereka mencintai para pendidik, senang bersama mereka, menghormati dan memuliakan guru-gurunya, serta mengambil faidah dari mereka sebaik-baiknya. Sehingga lantaran muamalah yang baik antara pendidik dengan murid, maka semua akan mendapatkan banyak manfaat dan kesuksesan.

Di antara bentuk lemah-lembut kepada murid, yakni dalam menyampaikan informasi ilmiah, para pendidik menyampaikannya secara bertahap, dari yang mudah kepada yang sulit, dan dari yang biasa sampai yang komplek dan seterusnya.

11. Melakukan variasi dalam uslûb (mengajar) sehingga murid menjadi tertarik, merasa rindu dan pikirannya terkonsentrasi mengikuti pelajaran. Di antara uslûb itu, misalnya dengan metode tanya jawab, diskusi, kisah-kisah, permisalan, atau dengan penggunaan alat dan sarana pengajaran yang ada. Uslûb demikian banyak dicontohkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta pernyataan para Salaf terdahulu.

AJAKAN DAN HIMBAUAN
Sudah menjadi kewajiban para ulama, da'i, ustadz dan para pendidik untuk mempelajari keahlian yang dimiliki para Sahabat Radhiyallahu 'anhum agar mencapai kedudukan tertinggi dan sampai pada derajat tertinggi di dunia dan akhirat. Jadikanlah karakteristik dan keahlian mereka selalu dalam ingatan kita ketika kita melaksanakan kewajiban mendidik generasi masa ini. Karena para pendidik memiliki tujuan membentuk generasi seperti generasi Sahabat dalam aqidah dan pemahaman terhadap al-Qur`ân dan Sunnah dan menjadikan mereka taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya serta mendidik mereka menjadi orang yang zuhud terhadap dunia dan antusias dengan Akhirat. Disamping juga, untuk menanamkan pada mereka sikap berkorban dalam mencapai keridhoan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan memiliki semangat membela agama dan ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Marilah kita tanamkan hal ini dalam benak dan ingatan kita dan mari bersama-sama semangat untuk menerapkannya ketika kita menjadi pendidik baik di keluarga, lingkungan dan sekolah-sekolah, agar kita dapat mengembalikan lagi warna masa depan umat ini di atas cahaya ilmu dan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.Wabillahit taufiq.

Maraji'.
1. Tadzkirat as-Sâmi' wa al-Mutakallim Fi Adab al-'Alim wa al-Muta'allim, Ibnu Jama'ah al-Kinâni, Tahqiq as-Sayyid Muhammad Hasyim an-Nadawi, Cetakan kedua tahun 1416 H, Rimaadi Lin-Nâsyir.
2. Makalah Syaikh Muhammad 'Id 'Abbâsi berjudul at-Ta'lîm Fi 'Ahdis Salaf.
3. At-Tashfiyah Wa at-Tarbiyah, Syaikh 'Ali bin Hasan al-Halabi
4. Kaifa Rabba an-Nabi n Ash-hâbahu, Kamâl bin Mukhtar Ismâ'il.
5. Silsilah al-Ahâdîts as-Shahîhah, Syaikh Muhammad Nâshiruddin al-Albâni, Maktabah al-Ma'ârif dll.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03//Tahun XII/1429H/2008M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Tadzkirat as-Sâmi' wa al-Mutakallim, Ibnu Jamâ'ah al-Kinâni hal. 21.

VISI MISI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU CAHAYA SUNNAH



VISI

Menjadi Sekolah Dasar Islam yang berkualitas yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah di atas pemahaman salafus shalih, berakhlak mulia, cerdas dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi.

MISI

  • Sekolah sebagai wadah dakwah di atas pemahaman yang lurus, yang tidak menyimpang dari dua sumber yaitu Al-Qur’an dan al-Hadits yang shahih dan sebagai lembaga pengembangan ilmu dan teknologi.
  • Mewujudkan generasi penghafal Al-Qur’an.
  • Peningkatan sumber daya manusia sesuai dengan intake (kemampuan dasar) peserta didik.

A. Tujuan

  • Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan fasilitas pendidikan demi tercapainya upaya peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran.
  • Mengembangkan dakwah di masyarakat demi terciptanya pemahaman muslim yang kaaffah.
  • Membudayakan ajaran Islam yang berdasarkan Al -Qur’an dan As-Sunnah, yang pada akhirnya peserta didik akan menularkan kedalam keluarga atau lingkungan yang secara tidak langsung ikut mendakwahkan kepada yang haq.
  • Membantu pemerintah dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat.


PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum ini di dasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
  • Tidak keluar daripadanya Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pondasi dari semua bahan pembelajaran;
    Peserta didik akan selalu diarahkan di dalam pembelajarannya berpedoman kepada aqidah ahlusunnah wal jama’ah, didalam berperilaku, sikap, akhlaq, keseharian serta membiasakan beradab di manapun berada.
  • Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya;
    Kurikulum dikembangkan berdasarkan peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhana wa Ta’ala, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri serta menjadi muslim yang bertanggung jawab.
  • Beragam dan terpadu;
    Kurikulm dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan strata sosial peserta didik di dalam pembelajaran.
  • Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
    Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Relevan dengan kebutuhan kehidupan;
    Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake holders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup, termasuk didalamnya kehidupan bermasyarakat, kalangan dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan keterampilan pribadi, sosial dan akademik adalah merupakan suatu kebutuhan di bidang pendidikan.
  • Menyeluruh dan berkesinambungan;
    Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan.

  • PROGRAM
    • Tahfizhul Qur’an
    • Tahfizhul Arbain an-Nawawiyyah
    • Hafalan Hukum-hukum Islam
    • Ekstrakurikuler program diniyyah meliputi : Bahasa Arab, Iqra’ dan Tahsin
    • Ekstrakurikuler program umum meliputi : Membaca, Menulis dan Berhitung
    • Studi Luar Sekolah (mencangkup studi tour dan studi pendidikan)

Kajian Masjid Al-Barkah


JADWAL KAJIANMATERIPEMATERI
Sabtu, ba'da maghribAdab dan AkhlaqUst. Nuzul Dzikri,Lc
Ahad, ba'da maghribSilsilah Hadits Ash-ShahihahUst. Badrussalam,Lc

1. Mengenal HTML

Banyak sekali kita lihat di mesin pencari alias mbah google yang berkaitan dengan judul postingan saya ini yaitu belajar atau mengenal dasar-dasar bahasa pemrograman HTML.
Mungkin sobat sudah biasa browsing atau bahkan sobat tidak bisa lepas dari internet, itu tidak aneh lagi pada saat ini yang msaya internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi komunitas tertentu dalam hal ini orang-orang yang bergelut dalam bidang bisnis, advertising (bener ngga tulisannya)....

Untuk memahami arti HTML, silahkan sobat bertanya ke al-akh google..

Beberapa point dalam memudahkan pembelajaran bahasa pemrograman HTML adalah :

1. Komputer sobat terkoneksi dengan internet
2. Untuk menulis kode-kode HTML di notepad,klik start>all programs>accessories>notepad

sebelum memulai panduan ini, saya sedikit akan memberikan informasi kepada sobat tentang:

Manfaat kita punya website pribadi

Menurut saya (baca : saya, dalam bhs.Arab) manfaat yang akan kita dapatkan memiliki website peribadi (dalam hal ini : blog) sebagai berikut:


  • Kita dapat menyebarkan informasi (dalam hal ini yang bermanfaat), seperti: jadwal kajian, biografi Shahabat radhiyallahu'anhum ajma'in atau sobat dapat menyertakan widget Radio Rodja yang seperti saya lakukan di blog ini
  • Dengan menulis (harus ada maraji'/referensi tentunya) mau tidak mau, kita juga di tuntut untuk banyak membaca (dalam hal apapun), seperti dalam menulis tutorial ini, saya mengumpulkan beberapa bahan bacaan yag beredar di internet maupun buku-buku yang membahas tentang ini
  • Menulis di website menggunakan bahasa HTML, paling tidak kita menguasai dasarnya
  • Mudah mempelajari HTML (poin 3 dan 4 kayaknya ngga masuk pembahasan, afwan)


Al-Fatihah